Assalamu’alaikum.
Tabik pun,
Tantangan melatih kemandirian
Bunda Sayang Ibu Profesional masih berlanjut. Kemandirian anak dapat dibangun
dengan dukungan dan kesempatan yang diberikan oleh orang tua dan lingkungan
sekitarnya. Tentu saja dukungan dan kesempatan itu harus diiringi dengan
kesabaran dan komitmen karena memberikan kesempatan kepada anak untuk mencoba
sesuatu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ketika pertama kali
seorang anak melakukan sesuatu, dibutuhkan kesabaran orang tua untuk membimbing
dan melatihnya. Lalu, saat si anak sudah bisa melakukannya, orang tua harus
memiliki komitmen yang tinggi, misalnya anak membutuhkan waktu yang lama untuk
makan, makanan yang di makan ada yang jatuh dan berserakan di lantai, dan
sebagainya.
Kemandirian anak perlu dilatih
sejak dini dan dimulai dari hal-hal yang kecil. Menurut artikel yang pernah
saya baca, anak yang mandiri memiliki kualitas kehidupan yang lebih baik. Anak
yang mandiri akan tumbuh dengan rasa percaya diri, bertanggung jawab, tidak
egois, dan solutif. Anak yang mandiri akan lebih bisa mudah beradaptasi dengan
lingkungannya dan cenderung mampu menyelesaikan masalahnya dengan baik. Akan
tetapi dalam paraktiknya, saat melatih kemandirian orang tua dihadapkan pada
berbagai tantangan.
Tantangan melatih kemandirian
yang paling besar bagi saya adalah kurangnya kesabaran dalam menghadapi tingkah
laku anak-anak. Terkadang anak-anak mencari perhatian yang berlebihan dengan
orang tuanya, sehingga ia tidak mau melakukan sesuatu padahal bisa dilakukannya
sendiri. Kesabaran inilah yang terus-menerus saya latih dalam membersamai
anak-anak. Saya adalah tipe yang mandiri sejak kecil. Kadang-kadang tanpa sadar
saya menerapkan gaya didikan orang tua
saya saya dulu yang ternyata tidak selalu bisa diterapkan pada anak-anak zaman
sekarang.
Temuanku
Mbak M masih menginginkan pakaian
udah tersedia untuk dikenakan sehabis mandi. Ia sering masih enggan untuk
membuka lemari dan mengambil pakaiannya sendiri padahal Mbak M termasuk anak
yang punya gaya sendiri dalam berpakaian. Ia selalu ingin berpakaian sesuai
pilihannya. Mbak M sudah bisa mengenakan pakaiannya sendiri hanya saja sering
membutuhkan waktu yang lama untuk mengenakannya.
Strong why
Mencari dan mengenakan pakaian
sendiri merupakan salah satu bentuk kemandirian. Proses memakai baju melatih
motorik kasar saat mengangkat lengan dan kaki dengan gerakan tertentu, melatih
keseimbangan, motorik halus saat memasang kancing, melipat kerah leher, menarik
resleting. Selain itu melatih kemampuan kognitif saat memilah-milih baju
sendiri.
Strategi untuk melatih kemandirian
Saya harus bersabar saat Mbak M
memilih dan mengenakan pakaiannya. Selain itu mengurangi gangguan-gangguan yang
bisa menghambat ia mengenakan baju, misalnya mematikan televisi serta
memberikan batas waktu agar ia lebih cepat dalam memilih dan mengenakan
pakaiannya.
Sukses apa aku hari ini
Mbak M memilih dan mengenakan
pakaian sendiri, namun masih membutuhkan waktu yang lama karena ia sambil
bernyanyi dan mengajak ngobrol adik bungsunya.
Tantanganku saat ini
Abinya Mbak M hampir saja
membantunya mengenakan pakaian karena geregetan. Mbak M masih terlalu santai
dalam melakukan beberapa hal.
Ingin sukses apa esok hari
Semoga esok bisa lebih baik lagi.
Saya bisa lebih kompak dengan abinya anak-anak dan bersabar menghadapi keseruan
melatih kemandirian anaka-anak.
Rasaku hari ini
Perasaan saya hari ini sedikit
kecewa karena saya masih belum bisa menemukan cara agar Mbak M lebih cepat
dalam memilih dan mengenakan pakaiannya sendiri.
Respon ananda
Mbak M senang karena ia bisa
mengenakan pakaian sesuai yang diinginkannya.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Silakan berkomentar yang sopan ya :)
Jangan lupa follow IG @ummi_lilihmuflihah dan Twitter @UmmiLilih