Tabik pun,
Betapa senangnya saya ketika tahu bahwa saya
lolos seleksi Bunda Sayang Batch #6 di Ibu Profesional. Pernah daftar di
periode sebelumnya, namun kandas di awal. Saya sempat maju mundur ketika akan
mendaftar lagi, berbagai pertanyaan melintas dipikiran. Bisakah saya mengikuti
perkuliahan dengan baik? Apakah saya bisa mengerjakan semua NHW (baca: tugas)
yang diberikan? Bagaimana jika saya mengalami kendala dalam perkuliahan? Dan pertanyaan
yang paling sering muncul dalam benak saya, apakah saya bisa menerapkan apa
yang saya dapatkan dari perkuliahan dalam kehidupan sehari-hari? Jangan sampai
apa yang saya lakukan dalam proses perkuliahan hanya sebatas menggugurkan
kewajiban. Akhirnya saya memantapkan hati. Sejatinya belajar itu di mana saja dan kapan saja. Namun
ketika ada kesempatan untuk belajar bersama, lebih bersemangat pastinya. Bukan
dalam rangka menduplikasi, tapi menemukan keunikan pada diri seorang ibu dan
mengembangkannya. Lalu saya mulai merajut harapan. Semoga saya
bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.
Merajut
Ibu Profesional
Saya adalah seorang ibu dengan tiga orang
anak, yang memilih untuk bekerja di ranah publik. Saya selalu berusaha keras
untuk mengatur waktu dengan sebaik-baiknya. Namun pandemi Covid 19 sempat
menghancurkan roda pengaturan waktu yang sudah saya buat. Selama ini saya
menyelesaikan semua pekerjaan saya di kampus dan ketika saya saya sampai di
rumah, saya fokus pada urusan rumah. Bertahun-tahun roda itu berjalan dengan
baik. Tatkala wabah Covid-19 menyerang dan sulit dikendalikan. Kerja dari rumah
membuat saya kehilangan arah, apalagi ditambah dengan belajar dari rumah. Saya
merasa sangat terbebani karena semua terfokus di dalam rumah. Energi, pikiran, dan
emosi menjadi terkuras. Kelelahan luar biasa terjadi pada saya. Namun saya
bersyukur karena saya berada di Ibu Profesional. Kepenatan dan kelelahan itu
bisa saya lerai satu demi satu dengan membaca postingan dan berinteraksi dengan
member, baik di FBG maupun WAG Ibu Profesional.
Menjadi saya yang sekarang ini memang
bukanlah perkara mudah. Butuh energi yang besar untuk menjalankannya. Namun kondisi
dan kebutuhan setiap orang berbeda dan perbedaan itu, saya yang tahu. Apapun pilihan
saya saat ini ataupun nanti, yang saya lakukan adalah dalam kerangka
merefleksikan diri sebagai ibu yang profesional. Karena bagi saya, Ibu
Profesional merupakan pengejawantahan dari usaha untuk mewujudkan keluarga yang
sakinah mawadah warohmah. Cara-cara yang dilakukan berdasarkan potensi yang ada
pada diri sendiri, dilakukan dengan ikhlas dan bahagia, yang didasarkan pada
penghambaan terhadap Sang Pencipta.
Modal
awal menuju Bunda Sayang
Critical
Thinking
Bergabungnya saya di Ibu Profesional merupakan salah satu usaha untuk perbaikan diri, banyak informasi (baca: ilmu) yang saya dapatkan. Tentu saja di perkuliahan Bunda Sayang yang akan datang, lebih banyak lagi ilmu dan pengalaman yang akan saya dapatkan. Namun sebelum melangkah ke sana, kami dibekali beberapa materi, salah satunya critical thinking. Berpikir kritis atau critical thinking merupakan bekal penting sebelum kita menyerap sesuatu. Apakah informasi yang didapat baik? Apakah informasi tersebut benar? Apakah informasi itu bermanfaat. Menyaring informasi perlu dilakukan karena setiap individu memiliki kondisi yang berlainan. Selain itu tujuan yang ingin dicapai bukan untuk menduplikasi, akan tetapi mengambil hal-hal yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan seseorang. Baik, benar, dan bermanfaat merupakan koridor berpikir kritis, yang tidak sekedar menelan informasi bulat-bulat.
Self
Talk
Cara yang bisa dilakukan saat menerapkan berpikir kritis adalah self talk atau bertanya pada diri sendiri. Mengenal diri sendiri adalah sebuah proses panjang sehingga tidak cukup dilakukan sekali. Kondisi diri secara langsung maupun tak langsung dipengaruhi oleh kondisi zaman. Zaman akan terus berubah dari waktu ke waktu. Menginvestigasi diri sendiri terasa asing bagi yang tidak terbiasa melakukannya. Kadang ego mendominasi diri sehingga apa yang sebenarnya dibutuhkan tidak muncul dipermukaan. Apalagi saat ini self talk masih jarang saya lakukan. Sehingga saya pernah merasa dalam kondisi yang sangat lemah, saat saya dihadapkan pada sebuah masalah. Saat itu saya tidak melakukan self talk, sehingga saya tidak berpikir kritis. Informasi yang saya dapatkan malah membuat semakin menyalahkan diri sendiri. Alhamdulillah, pada akhirnya saya menginvestigasi diri sendiri meski terlambat, saya memetakan masalah yang ada dan mencari berbagai alternatif solusi.
Langkah
Baru, Semangat Baru
Ibu Profesional tidak mengubah seseorang
menjadi orang lain, namun menggali potensi diri untuk menjadi diri sendiri. Tidak
sekedar mencontoh orang lain atau menduplikasi, tetapi menciptakan model baru
yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan. Ada beberapa hal yang akan saya
lakukan untuk menjadi ibu yang profesional melalui Bunda Sayang, yaitu:
Meluruskan
niat
Semua diawali dengan niat. Menjadi ibu yang profesional sudah pasti niatnya baik, untuk menjadi yang lebih baik. Namun jangan sampai niat tersebut tercemar oleh keinginan untuk dianggap paling baik.. Sesungguhnya apapun pencampaian berhasil diraih bukan karena kehebatan diri, melainkan karena karunia dari Sang Maha Pencipta.
Menggali
potensi diri
Potensi diri terkadang tersembunyi, tertutup oleh lapisan malas, rendah diri, dan cemas yang tidak beralasan. Setiap orang pasti punya potensi yang berbeda dan menggali potensi diri hanya bisa dilakukan diri sediri.
Bersungguh-sungguh
Bersungguh-sungguh di setiap hal yang dilakukan merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari setiap usaha. Di dalamnya juga terkandung makna fokus pada pencapaian tujuan.
Konsisten
Konsisten terhadap apa yang dilakukan terkait dengan tujuan yang hendak dicapai. Menjadi ibu yang profesional adalah sebuah proses yang panjang. Butuh konsisten untuk terus berada di lajur yang sama.
Mengevaluasi
diri
Langkah-langkah dalam sebuah perjalan yang dilakukan akan meninggalkan jejak. Jejak itu juga perlu ditelusuri lagi untuk mengevaluasi sejauh mana pencapaian yang sudah dilakukan. Selain itu juga untuk melihat apa saja yang perlu ditambah atau dikurangi, bahkan diperbaiki agar langkah ke depan menjadi lebih bermakna.
Berkelanjutan
Menapaki jalan untuk menjadi ibu yang profesional tidak cukup hanya selangkah atau dua langkah. Langkah pertama, lalu langkah kedua, selanjutnya langkah ketiga, dan berlanjut terus pada langkah seterusnya. Ibu yang profesional selalu haus untuk belajar dan memperbaiki diri.
Menjalani
dengan bahagia
Apapun itu jika dilakukan dengan bahagia maka akan terasa mudah. Belajar menjadi ibu yang profesional pasti tidaklah mudah. Sudah tentu akan berhadapan dengan beragam tantangan, bisa dalam waktu dekat atau waktu panjang. Menjalani semua yang dihadapi dengan bahagia bukan supaya terlihat bahagia karena bahagia adalah rasa bukan yang tampak kasat mata.
Membangun
Istana Pasir
Istana pasir biasanya dibangun di tempat yang
tidak terlalu dekat dengan bibir pantai tapi juga tudak terlalu jauh. Istana pasir
bukanlah bangunan permanen. Desain istana pasir dapat diubah-ubah berdasarkan
ide dan keinginan dari pembuatnya, yang akan terus berkembang sesuai dengan
pengetahuan dan pengalaman. Tentu saja untuk membangun istana pasir dibutuhkan
pemilihan tempat yang pas, diwaktu yang tepat. Jangan sampai membangun istana
pasir dikala hujan. Selain itu butuh suasana hati dan pikiran yang tenang dan
ceria pada saat membangunnya. Alat-alat yang dibutuhkan perlu disiapkan
sebelumnya, seperti sekop dan cetakan. Alat-alat itu bisa didapat dengan mudah,
bagus atau tidaknya alat tidak terlalu berpengaruh pada hasil bangunan yang
dibuat. Sama halnya belajar menjadi ibu yang profesional, ide desain, pemilihan
tempat, waktu dan alat yang digunakan menjadi hak sepenuhnya si pembuatnya.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Silakan berkomentar yang sopan ya :)
Jangan lupa follow IG @ummi_lilihmuflihah dan Twitter @UmmiLilih