Lilih Muflihah
Tabik pun,
Senangnya menjadi ibu,
apalagi saat bayi yang baru lahir ditaruh di atas dada, rasa sakit langsung
hilang seketika. Namun menjadi ibu kadang butuh banyak penyesuaian. Banyak
kondisi yang memang baru dialami seorang ibu. Kondisi bayi sering membuat ibu
khawatir. Nah ini ada tujuh kondisi bayi yang sering membuat ibu khawatir, yang
semoga bisa bermanfaat buat ibu semua.
1.
Berat badan bayi turun setelah lahir.
Ternyata normal jika berat badan bayi turun setelah
lahir. Saya tahu itu setelah saya beberapa kali ikut seminar dan sering baca
artikel di internet. Pada pekan pertama atau tujuh hari kehidupan, berat bayi
akan menurun sebesar 7 sampai 10 persen. Kalau anak-anak saya memang berat
badannya tidak ada yang turun di pekan pertama, hanya naik sedikit sekitar 1
ons. Namun teman saya pernah bercerita berat badan bayinya menurun setelah
dilahirkan. Saat bayinya berusia dua peka, ia bawa ke dokter dan saat ditimbang
beratnya sama dengan saat dilahirkan. Karena khawatir dia pun mengikuti saran
dokter untuk menambah asupan bayinya dengan susu formula.
Seperti yang sudah saya tuliskan sebelumnya bahwa normal
jika berat badan bayi turun setelah lahir. Penurunan itu diakibatkan karena
bayi kehilangan cairan dan lemak melalui keringat, pipis, dan kotoran. Pada
kasus teman saya, jika berat badan bayi pada pekan kedua sama dengan berat
badan bayi saat lahir masih bisa dikatakan normal karena ada penurunan berat
bayi pada pekan sebelumnya. Saya sih gak anti susu formula, tapi akan lebih
baik jika kita menambah frekuensi ASI. Memang di masa awal setelah melahirkan
adalah masa sulit beradaptasi. Bayi masih belajar untuk menyusu dan ibu baru
juga masih belajar menyusui. Teruslah menyusui, jangan pantang menyerah meski
mungkin merasakan tidak nyaman saat menyusui. Sering-seringlah menyusui
meski berat harus bangun berkali-kali di malam hari. Bukankah Air Susu Ibu
adalah yang terbaik?
2. Wajahnya berjerawat
“Ih kok masih bayi sudah ada
jerawat?” Kurang lebih
begitulah pertanyaan seorang teman saat melihat bayi pertama saya. Dan bayi
kedua dan ketiga saya pun ternyata muncul bintil putih seperti jerawat.
Ternyata bukan masalah jika bayi berjerawat. Bintil di sekitar pipi, hidung,
dagu, muncul disebabkan hormon ibu yang masih ada dalam tubuh bayi dan
bisa terjadi sampai usia bayi 3-4 minggu. Bintil itu namanya Milia atau jerawat bayi. Eh kok saya jadi
inget pacarnya Dilan ya. Itu mah Milea. Hehe…Nah don’t worry be happy, gak perlu
penanganan khusus karena jerawat ini akan hilang dengan sendirinya saat bayi
berusia 4- 6 bulan. Kalo bayi Q saat berusia 3 bulan, Milianya hilang. Untung
Milia bukan Milea, kan kasian Dilan. Lho? Hehe..
3. Ubun-ubun berdenyut
Suatu ketika saya kaget
melihat ubun-ubun bayi tante saya berdenyut, apalagi saat itu kepalanya masih
gundul pelontos, jadi kebayang kan betapa jelasnya saya melihat ubun-ubunnya
naik turn, berdenyut. Beberapa belas tahun kemudian saya menikah dan hamil.
Saat hamil saya banyak membaca artikel tentang bayi dan tumbuh kembang anak.
Jadi ubun-ubun bayi berdenyut itu karena belahan-belahan tulang
tengkoraknya belum menyatu dan mengeras dengan sempurna. Kira-kira setelah 2 tahun, denyut di
ubun-ubun itu akan hilang.
Ketika anak-anak saya
lahir tentu saja saya tidak kaget lagi melihat kondisi bayi dengan ubun-ubun
berdenyut. Tapi seorang bidan pernah memberitahu saya bahwa jika ubun-ubun
cekung, bisa jadi itu gejala dehidrasi dan jika kepalanya membengkak, harus
segera diperiksa.
4. Bayi jarang pipis/ buang air besar meski sering minum ASI
Awal saya menjadi
seorang ibu, banyak hal baru yang belum pernah saya temui dan rasakan. Memang
benar ya, ketika ibu yang baru melahirkan banyak membutuhkan dukungan dari
sekitar. Alhamdulillah bapaknya anak-anak selalu siap siaga membantu saya dalam
segala hal. Banyak tantangan yang saya hadapi saat menyusi bayi pertama,
apalagi saat bayi M lahir, air susu yang tak kunjung keluar selama tiga hari,
bayi kesulitan menyusui, dan luka di sekitar puting yang sungguh membuat saya
tidak nyaman. Namun tekad saya sudah bulat, bayi saya harus minum ASI.
Kemudian saat bayi M
mulai lancar minum ASI, dibuat terkejut karena bayi M jarang pipis dan jarang
buang air besar padahal dia banyak minum ASI. Saya khawatir sekali karena saya
memang punya riwayat susah buang air besar bahkan pernah hampir seminggu
tidak buang air besar. Saya saja rasanya gak karuan apalagi bayi. Akhirnya saya
bertanya pada seorang bidan kenalan suami dan jawabannya tidak masalah.
Bayi yang diberi ASI
secara ekslusif pada umumnya jarang buang air besar dibandingkan dengan bayi
yang diberikan susu formula. Bayi ASI memiliki frekuensi buang air besar yang
lebih jarang dikarenakan kandungan ASI dimanfaatkan seluruhnya untuk memenuhi
kebutuhan bayi, sehingga sangat sedikit sisa yang dikeluarkan melalui buang air
besar. Bayi ASI yang lebih jarang BAB masih dianggap normal jika frekuensi
buang air kecil serta kenaikan berat badannya tidak bermasalah. Namun jika bayi
tampak mengejan berlebihan saat buang air besar dan tekstur tinja keras maka
harus segera periksa ke dokter atau bidan.
Bagaimana jika jarang
pipis? Normalnya bayi pipis sehari bisa 4
kali sampai 6 kali, Meskipun jarang pipis misalnya hanya pipis 2
kali atau 3 kali selama seharian namun pipisnya lebih banyak. Perlu waspada
jika bayi tidak pipis selama sehari semalam dan kalau pun pipis sangat sedikit
serta berwarna agak pekat dengan bau yang menyengat. Bayi jarang pipis bisa
jadi pertanda bayi dehidrasi atau kurang cairan. Oleh karena itu kita harus
menambah frekuensi menyusi. Sebagai seorang ibu kita harus tetap memantau
kondisi bayi, tidak perlu panik tapi tetap waspada. Lebih enaknya si bayi
dipakaikan popok kain saja, jadi kita bisa mengecek berapa kali dia pipis.
5. Benjolan di kepala
bayi
Suatu ketika sehabis memandikan bayi Q, saya mengelap
bagian kepalanya dengan
handuk alu saya usap usap menggunakan tangan sambil mengajaknya ngobrol.
Kemudian saya merasakan ada benjolan kecil di kepala di atas telinga sebelah
kiri. Pikiran saya mulai penuh pertanyaan, apakah bayi Q terbentur? Kapan?
Apakah dia terbentur sesuatu saat saya memandikannya? Apakah Bayi Q terkena
sesuatu saat bermain dengan kakak-kakaknya semalam?
Saat itu saya khawatir terjadi sesuatu dengan bayi Q
karena seingat saya, tidak pernah menemukan benjolan seperti itu saat
kakak-kakaknya masih bayi. Sore harinya saya dan suami membawa Bayi Q ke
klinik dekat rumah. Bidan yang menangani bayi Q hanya tersenyum dan berkata
tidak apa-apa setelah dia meraba kepala bayi Q. Saya kurang yakin dengan ucapan
bidan tersebut, “Bener Bu, gak apa-apa?” Lau dia pun menjawab: ”Kalo
benjolannya dipegang bergerak dan gak sakit, ya gak apa-apa.” Setelah itu, saya pulang dengan masih menyimpan
penasaran.
Saya pun akhirnya berselancar di internet, mencari tahu.
Dari beberapa artikel yang say abaca dan dari sumber yang menurut saya terpercaya, benjolan di kepala bayi dan balita merupakan respons
tubuh terhadap proses di badan. Jika benjolan terletak di bawah kulit, besarnya
seperti kacang hijau, dipegang tidak sakit dan tidak melekat pada dasar alias
bila dipegang bergerak, kemungkinan hanya pembesaran kelenjar getah bening
karena ada infeksi. Saat bayi akan tumbuh gigi, ada alergi, atau ada demam
biasanya ukuran benjolan sedikit membesar.Benjolan itu normal asakan
ukurannya tidak membesar secara berkala atau dalam waktu singkat benjolan di belakang telinga atau kepala
pada bayi dan balita kemungkinan besar adalah kelenjar getah bening yang sedang
aktif. Namun jika benjolan cepat membesar maka sebaiknya dibawa ke dokter untuk
diperiksa lebih lanjut.
6. Keluar darah seperti haid
Setiap ibu pasti bahagia
melihat bayinya lahir dengan selamat. Apalagi bayi yang dilahirkan sehat dan
cantik. Tapi betapa terkejutnya ketika kita melihat ada cairan merah yang
disertai lendir keluar dari kemaluannya. Jangan panik ya yang perlu kita lakukan,
ketika keluar cairan atau darah, bersihkan daerah vaginanya dengan lap
halus yang dibasahi dengan air hangat.
Jadi bayi perempuan bisa mengeluarkan darah seperti
haid disebabkan karena hormon estrogen yang didapat dari ibunya sewaktu dalam
kandungan. Dan biasanya akan berkurang dalam waktu 2 sampai 3 hari, bahkan ada
yang sampai 3 minggu usianya. Namun jika cairan yang keluar
menimbulkan bau dan tidak kunjung berhenti bisa jadi tanda bahwa ada
infeksi serius yang perlu penanganan medis lebih lanjut.
7. Bayi sering menangis
Bayi menangis adalah hal
yang wajar namun terkadang suara tangis bayi membuat suasana hati menjadi tidak
nyaman bagi yang mendengarnya. Apalagi jika suara tangis itu terdengar di siang
yang panas atau di malam yang larut. Sebensranya menangis adalah cara bayi berkomunikasi. Saat bayi lapar, haus, pipis, atau
tidak nyaman, dia akan menangis memberitahukan ibunya. Namun kita harus waspada
jika bayi tidak dapat ditenangkan atau diredakan tangisnya selama hampir satu
jam, apalagi jika tangisnya disertai dengan demam, muntah atau ruam di beberapa
bagian tubuh.
Menjadi
ibu baru memang tidak mudah, tetaplah tenang saat menghadapi bayi menangis.
Penuhi kebutuhan bayi kita. Bersabarlah dengan suasana baru. Kurang tidur
sementara harus sering terjaga untuk menyusui, mengganti popok, bahkan untuk
menyisir pun kadang tak sempat, membuat suara tangis bayi bisa menjadi masalah
besar. Itulah mengapa penting dukungan dari semua pihak terutama orang
terdekatnya suami atau orang tua.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Silakan berkomentar yang sopan ya :)
Jangan lupa follow IG @ummi_lilihmuflihah dan Twitter @UmmiLilih