Oleh: Lilih Muflihah
Tabik pun,
Pernah gak mengalami di
suatu masa, tiba-tiba seseorang mengubah sikapnya terhadap kita, yang tadinya
baik menjadi kurang baik? Setelah diselidiki ternyata dia iri karena kita
mendapatkan promosi sementara dia tidak. Atau pernah gak mengalami perbuatan tidak
menyenangkan, dimaki-maki di depan umum dengan alasan yang dibuat-buat? Eh
eh... usut punya usut ternyata dia iri dengan kebahagiaan kita.
Bisa jadi orang lain iri
karena kita sendiri yang tanpa sadar menciptakannya. Misalnya nih, kita pergi
jalan-jalan kemudian kita posting di media sosial, si dia gak diajak, dibawain
oleh-oleh juga nggak. Hehe.. iri itu manusiawi tapi bukan berarti boleh
dipelihara ya. Bisa bahaya kalau level irinya sampai pada tidak senang melihat
orang lain berhasil dan bahagia jika melihat orang lain gagal. Pada dasarnya
iri hati ya penyakit dan jika kita terkena penyakit harus segera diobati.
Karena jika tidak segera diobati bisa saja merugikan orang lain.
Iri hati merupakan
penyakit hati yang bisa mendorong orang yang terjangkit, melakukan hal yang
buruk. Iri hati merupakan bentuk rasa tidak suka, atas kebahagiaan atau
kesuksesan yang diraih oleh orang lain. Iri hati bisa menjangkiti siapa saja,
dari kalangan manapun. Misalnya ada tetangga yang membeli mobil baru, ada rasa
iri yang hadir saat melihat cahaya mobilnya memantul di dinding depan depan
rumah. Atau ada teman yang berhasil meraih beasiswa dengan mudah, kemudian rasa
iri menghantui orang yang gagal meraih beasiswa. Bahkan ada iri hati yang
datang tanpa alasan yang jelas, tidak suka melihat orang senang, sedih melihat
orang sukses. Pokoknya jengkel aja jika ada orang lain yang lebih beruntung
atau yang lebih berhasil darinya.
Nah, kadang kita berjumpa dengan orang yang iri
dan bersikap tidak menyenangkan, baik lewat ucapan maupun perbuatannya. Lalu,
bagaimana sih menghadapi orang yang iri hati pada kita. Simak ya, ini ada
beberapa tips yang bisa dicoba.
1. Abaikan saja, jangan
terpancing
Teorinya mudah ya tapi
prakteknya tak semudah itu. Rasa kecewa, kesal, sedih melihat perilaku orang
yang iri pada kita, melakukan hal-hal yang tidak baik. Apalagi jika sampai
orang tersebut sampai mempermalukan kita di depan umum. Bagaimana mungkin tidak
dimasukkan ke dalam hati? Jawabannya bisa. Abaikan saja dia. Ingatlah bahwa masih
banyak hal lain yang lebih penting yang perlu dirasakan dan dipikirkan.
Jika kita terpancing
akan sikap dan ucapan orang yang iri pada kita, bisa jadi emosi tidak
terkendali dan ini akan berakibat fatal. Kita akan terlihat buruk bahkan lebih
buruk. Maklumi saja semua sindiran yang terlontal dan tidak perlu lelah
membuang energi untuk membalasnya.
2. Hadapi langsung atau
jaga jarak
Pilihan memang selalu
ada pada kita. Kita tinggal pilih saja mau dihadapi secara langsung atau
menjaga jarak. Pilihan terletak pada situasi dan kondisi yang ada.
Jika kita memilih untuk
menghadapi langsung, tanyakan penyebab dia melakukan hal yang buruk pada kita
namun ingatlah untuk tetap menjaga emosi tetap stabil. Kita mempertanyakan
alasan itu karena untuk mendapatkan solusi bukan menambah masalah. Jika dia
tidak bisa menjawab atau berkelit tentang sikap buruknya, tak perlu kita
bersusah payah untuk mengubah sikapnya karena hanya dia yang bisa mengubahnya.
Jika kita memilih untuk
menjaga jarak, maka batasi komunikasi kita dengan dia. Namun saat bertemu
dengannya tetaplah menyapa sekedarnya saja. Menjaga jarak bukan untuk
memusuhinya tapi untuk menghindari gesekan-gesekan lain yang bisa memperkeruh
suasana.
3. Berperilaku baik dan
rendah hati
Kesal memang rasanya
ketika ada orang yang bersikap tidak mengenakkan hati disebabkan oleh iri,
namun tetaplah menjadi orang baik di manapun dan kapanpun dan dalam suasana
apapun, karena menjadi baik tidak akan pernah merugi. Tetaplah tersenyum dan
bersikap sewajarnya. Tak perlu merasa terbebani apalagi sampai ingin membalas
sikap buruk mereka. Selain itu, bersikaplah rendah hati. Perlu juga kita
menjaga sikap agar tidak dipandang sombong di mata orang lain. Sikap ini bisa
mengurangi kecendrungan orang lain untuk iri terhadap kita.
4. Fokus pada diri dan
orang-orang yang baik terhadap kita
Tidaklah perlu bersusah
hati memikirkan sikap buruk orang lain terhadap kita. Fokuslah pada diri untuk
terus berbuat lebih baik dan lebih banyak. Fokuslah untuk terus maju
mengembangkan diri karena memikirkan sikap buruk orang lain terhadap kita hanya
akan membuat diri terpuruk.
Teruslah menjalin
hubungan harmonis dengan orang-orang yang dengan tulus berbuat baik pada kita.
Mereka itulah orang-orang yang bisa menjadi penyemangat untuk kita hidup lebih
baik lagi.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Silakan berkomentar yang sopan ya :)
Jangan lupa follow IG @ummi_lilihmuflihah dan Twitter @UmmiLilih