Tabik pun,
Dunia sudah semakin mudah. Dulu bingung
jika tidak bisa berkendara, jadi bergantung dengan orang lain. Sekarang mau
kemana saja mudah ada ojek online bahkan bisa pesan yang mobil juga. Dulu bingung
jika ada pakaian yang robek, sekarang ada mesin jahit portable yang lebih mudah
digunakan untuk memperbaiki pakaian yang robek. Dulu memasak itu lama karena
harus menyiapkan bumbu atau bahan masakan secara manual, sekarang ada alat
untuk menggiling bumbu, atau memotong sayuran, dan yang lebih praktis lagi ada
bumbu siap masak dengan berbagai jenis masakan.
Dulu harus ke pasar dulu jika mau beli sesuatu, sekarang tinggal gunakan
telepon pintar untuk membeli, segala macam barang bahkan jasa tersedia tinggal
pilih.
Nah, kemudahan-kemudahan yang
seperti itu sangat membantu saya yang bekerja di luar rumah sehingga semua
kewajiban dapat terpenuhi. Saya bekerja hanya senin sampai jumat terkadang
sabtu tapi hanya sesekali. Biasanya saya ke pasar pada hari minggu tapi ada
sedikit masalah yang sebenarnya sepele. Saya lama hidup di rumah orang tua lalu
setelah saya dan suami membangun rumah sederhana, kami pindah ke sana. Saya terbiasa
ke pasar di sekitar rumah orang tua sehingga setelah pindah, saya merasa asing
berbelanja di pasar yang dekat dengan rumah baru. Ini masalah kenyamanan. Saya merasa
bingung di mana tempat orang berjualan daging, di mana tempat orang berjualan
ayam kampung, di mana lagi saya bisa mendapatkan ikan giling yang bagus, dan
sebagainya. Meskipun saya sudah tahu
tempatnya, saya kadang merasa kurang sreg.
Beberapa kali ke pasar, saya
hanya membeli sayuran dan bumbu dapur. Pernah membeli ikan tapi saya belum
pernah membeli ayam. Saya belum menemukan tempat di mana orang menjual ayam. Maklum
kalau ke pasar saya pakai jurus gerak cepat karena membawa serta anak-anak. Kadang
seketemunya saja sayuran yang saya beli. Lauknya ya tahu lagi, tempe lagi,
telur lagi. Alhamdulillah kesukaan anak-anak adalah telur dan tempe.
Pengen masak ayam tapi ya itu
belum ketemu yang pas. Selama ini beli ayam
yang sudah dimasak. Masak iya mau masak ayam harus ke pasar dekat rumah orang
tua. Biasanya juga kalau ayam kampung adanya pagi. Haduh repot banget ya saya
ini. Alhamdulillah seorang teman SMA saya mempromosikan bisnisnya. Ternyata dia
juga menjual ayam kampung. Ayamnya sudah disembelih dan dibersihkan bahkan dia
juga menyediakan ayam yang sudah diungkep. Bisa diantar ke rumah pula. Wah, ini
namanya pucuk dicinta ulam pun tiba. Saya langsung menghubungi nomor yang ada
di fesbuknya.
![]() |
Ayam yang sudah diungkep. Foto oleh Dewi Mutia |
Peristiwa transaksi
Dewi, itu nama teman saya. Kami berteman
sejak SMA meskipun demikian nyaris kami tak pernah bertemu. Keinginan saya untuk
masak ayam menjadi perantara pertemuan kami. Saya meminta ayamnya di antar ke
tempat kerja. Sayangnya tak sempat berfoto, maklum kami bertransaksi di saat
suasana pulang kerja yang sudah lelah. Kalau pulang kerja yang ada di otak saya
hanya bertemu anak-anak. Hehe… sampai di rumah saya langsung berkutat dengan
urusan berbenah rumah yang sering belum sempat saya benahi ketika pagi hari. Bagaimana
kabar si ayam? Si ayam yang dinanti sejak lama langsung masuk kulkas. Nah, ini
yang membuat saya senang, saya tidak perlu lagi cemas dengan ayam yang baru
saya beli. Ayam masih dalam keadaan segar, sudah dalam keadaan bersih, dan dalam
wadah kemasan.
![]() |
Praktis, bisa langsung masuk kukas. Foto oleh Dewi Mutia |
Memilih ayam yang baik
Untuk ayam dan daging, ada hal
yang harus dipenuhi. Sebagai orang Islam, saya harus yakin dengan kehalalannya.
Kalau di pasar, biasanya ayam kampung langsung disembelih di depan pembeli. Nah
kalo beli online? Saya yakin dengan kapasitas pengetahuan agama mba Dewi, tentu
ayam kampung yang dijualnya jelas halal. Ayam kampung yang dijual, langsung
diambil dari perternak ayam di Metro. Kemudian disembelih dengan syariat Islam dan tidak
menggunakan pengawet karena ayam yang disembelih sesuai dengan pesanan. Oia ada
tips dari Mba Dewi tentang memilih ayam yang baik, selain harus disembelih
dengan syariat Islam, ayam yang baik itu ketika disentuh tidak lembek dan
warnanya masih terlihat putih.
![]() |
Ayam kampung yang halal dan baik. Foto oleh Dewi Mutia |
Senangnya bisa masak ayam kampung
tanpa repot dan cemas. Usaha penjualan ayam kampung yang dimulai sejak bulan
mei 2017 ini ternyata sudah banyak pembelinya, mulai dari tetangga, teman-teman
kantor, sampai teman-teman di social media. Nah jika ada yang butuh ayam
kampung tapi gak mau repot dan ribet, hubungi saja mba Dewi (085768111080)
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah berkunjung. Silakan berkomentar yang sopan ya :)
Jangan lupa follow IG @ummi_lilihmuflihah dan Twitter @UmmiLilih